Baranti (Humas MAN Sidrap) – Pelaksanaan upacara setiap hari Senin sebagai rutinitas yang dilaksanakan disetiap madrasah bertujuan untuk melatih kedisiplinan siswa serta pembinaan secara keseluruhan baik siswa maupun dewan guru dalam melaksanakan tugas keseharian sebagai siswa dan pendidik.
Adapun kelas yang diberikan Amanah sebagai pelaksana upacara yakni kals X D perwalian Yusriah Ulfah Winita. Pemimpin atas nama Muh. Akil Dziab Anwar, pengibar bendera oleh Vivian Aprisyah, A. Latisha Rayya Azzahra, Zhilvyanti, pembaca susunan acara atas nama Alya Salzabila, pembaca UUD 1945 atas nama Juliana Safirah, pembaca tata tertib atas nama Rastiana S., pembaca doa atas nama Alyssa Puteri Handayani, dan Ajudan atas nama Ahmad Hudzaifah.
Pelaksanaan upacara di MAN Sidrap dihadiri oleh seluruh dewan guru dan seluruh siswa. Senin, 06/10/23. Agussalim guru BP/BK yang diberi amanah sebagai Pembina upacara menyampaikan arahan 4 istilah baru yang perlu di tanamkan dan di pahami oleh peserta upacara.
Amanah pertama yaitu BBM istilah dari Berbuat Baik bagi Madrasah sebagai seorang pelajar merupakan sebuah kewajiban yang harus ditanamkan pada diri. Selain berbuat baik bagi madrasah juga kepada keluarga dan Masyarakat di lingkungan tempat tiggal kita. Amanah kedua yaitu Jas Merah atau jangan selalu mengundang kemarahan. Peserta didik diharapkan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengundang kemarahan guru dan teman sesama peserta didik. Ketika peserta didik bersikap baik dan menghormati guru serta menghargai teman akan menjadi sebuah hal yang dapat menjadikannya manusia yang berakhlakul karimah yang bisa menjadi teladan baik bagi dirinya, keluargan dan lingkungannya.
Amamah ketiga yaitu tentang Tikus atau tindakan kurang sopan. Tindakan kurang sopan sering terjadi dan dilakukan oleh peserta didik yang menganggap semua sama seperti temannya, namun perlu diperhatikan bahwa ada guru dan orang tua yang patut kita bersikap sopan dan santun ketika berbicara atau bersikap saat bersama mereka.
Amanah keempat adalah jangan ada rencana yang bisa menjadi bencana. Maksud dari pernyataan tersebut bahwa banyak siswa rencana dan niat sudah baik ketika akan berangkat ke sekolah namun, saat di perjalanan ada hal lain yang lebih memikat dan membujuk untuk mampir sejenak sebelum ke sekolah yang dapat membuat peserta didik terlambat datang ke sekolah. Hal ini akan menjadi bencana karena tidak tepat waktu datang yang mengakibatkan tidak bisa hadir upacara/apel pagi dan bisa jadi tidak bisa mengikuti jam Pelajaran pertama. Jadilah sebagai seorang peserta didik HARTUTI atau hari-hari menuntut ilmu yang tiada hari tanpa ada tambahan ilmu Pembina upacara mengakhiri amanahnya.
https://www.instagram.com/kemenag_sulawesi_selatan
https://www.instagram.com/kemenag_sidrap
https://www.instagram.com/mansidrap
https://www.instagram.com/niar_satriaputra_2023
Sriwardana-Humas-Pembina KIR MAN Sidrap
Tinggalkan Balasan